Kamis, 03 Oktober 2013

DYING FETUS

Dying Fetus



efek_miring



DUA jempol pantas diacungkan untuk John Gallagher. Berkat gitaris sekaligus vokalis yang tidak mengenal kata menyerah inilah, bendera death metal Dying Fetus masih bisa berkibar sampai sekarang. Daya juangnya benar-benar gila! Dia mampu membawa Dying Fetus melewati masa-masa sulit selama empat tahun, sejak ditinggalkan semua personilnya (Kevin Talley, “Sparky” Voyles, Vince Matthews - vokal) pada 2001. Bahkan, ia mampu mempertahankan ciri khas liriknya yang selalu mengangkat tema politik, hingga album terakhir bertajuk “Descend Into Depravity” yang dirilis Relapse Records akhir 2009 lalu. Kini, ia didukung Sean Beasley (bass) dan Trey Williams (drum). Dying Fetus merupakan band death metal yang terbentuk pada 1991 di kota Upper Marlboro, Maryland, Amerika Serikat. Lirik-lirik mereka berbicara secara blak-blakan tentang sosial politik dan kritikan terhadap beberapa kebijakan perang termasuk invasi Amerika Serikat ke Irak. Dan selain berbicara tentang kebijakan perang, mereka juga mengkritik orang-orang yang bertopengkan agama sebagai pembenaran, sifat konsumerisme dan juga korporasi. Meski menemukan kesetiaan baru dalam diri Sean Beasly sebagai bassist membuat Dying Fetus mencoba bertahan dalam bentuk trio seperti yang mereka lakukan pada “Stop At Nothing” di tahun 2003 yang juga menjadi album pertama pasca kekisruhan besar dalam Dying Fetus, meski mereka juga sempat kedatangan Mike Kimball sebagai gitaris kedua. Beasly kembali berada di band ini setelah sempat memberikan posisinya pada Vince Matthews.Butuh empat tahun bagi Dying Fetus untuk menunjukkan kembali kehebatannya. Mereka memainkan musik death metal yang dipadu dengan beberapa bagian technical dan groovy seperti pada ‘Purrification Through Violence’ (1996) melalui Pulverizer Records. Gallagher akhirnya menemukan kembali jati diri Dying Fetus melalui’War Of Attrition’ (2007). Kehebatan mereka memainkan musik death metal yang tidak standard dan tetap pada lirik yang terkesan perlawanan ataupun sayap kiri, mampu mengundang decak kagum. Ditahun 2009 mereka mengeluarkan album dengan tajuk "Descend Into Depravity" yang sekaligus menjadi album penuh keenam mereka sejak terbentuk di tahun 1991. Album ini juga menjadi debut bagi sang drummer Trey Williams sejak menggantikan Duane Timlin pada Juni 2007 lalu. Permainan drummer yang hengkang dari dari band brutal death metal Severed Head ini, dicap sangat luar biasa dalam album ini dan menjadi keberuntungan bagi Dying Fetus. “Descend Into Depravity” membawa penggemarnya mengenang nomor-nomor lama namun dalam nuansa aransemen baru dengan sound yang lebih futuris dan lebih tebal.Gallagher dan kawan-kawan kembali meramu musik death metal dengan bagian-bagian technical yang mungkin akan mengingatkan pada komposisi permainan originalnya, seperti pada nomor ‘Ethos of Coercion’ yang kebetulan menjadi pamungkas album ini. Selain itu masih ada ‘Conceived Into Enslavement’ dan tentunya ‘Descend Into Depravity’ yang menjadi judul album ini. Ditahun 2011 mereka mengeluarkan debut album terbaru nya yang bertajuk "History Repeat". Dialbum ini mereka mencoba mengcover ulang lagu lagu dari band band ganas dunia seperti, Cannibal Corpse, Napalm Death dan band lain nya dengan versi ala mereka alhasil keluarlah album tersebut. Di album ini kita seperti diingatkan lagi oleh album mereka yang bertitle Grotesque Impalement di tahun 2000. Dan desas desus yang beredar, album terbaru mereka akan keluar di tahun depan, jadi tidak sabar, semoga bisa melihat mereka kembali di Indonesia tercinta ini! (ariapanca)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar